Jumat, 27 Agustus 2010

Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu, anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.
"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku.", pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi.", jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut,
"Duh, maaf aku pun tak punya uang, tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."
Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi.", kata pohon apel.
"Aku tak punya waktu,", jawab anak lelaki itu.
"Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?".
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah, tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu.", kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
"Ayo bermain-main lagi denganku.", kata pohon apel.
"Aku sedih.", kata anak lelaki itu.
"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."
Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
"Maaf anakku", kata pohon apel itu.
"Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa, aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu.", jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.", kata pohon apel.
"Sekarang aku juga sudah terlalu tua untuk itu.", jawab anak lelaki itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini.", kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,", kata anak lelaki.
"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."
"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu pun sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

What Does True Love Means?

Tersebutlah seorang gadis nan cantik jelita, namun karena suatu penyakit yang menimpanya, ia menjadi buta. Karena kebutaanya itu, semua orang menjauhinya. Namun ada seorang pemuda yang tertarik padanya dan menyatakan bahwa dia sangat mencintainya. Si gadis bersedia menjadi kekasihnya, dan mereka pun pacaran.

Setiap hari si pemuda menemani sang gadis, dengan setia dia menuntunnya kemanapun si gadis ingin pergi. Si gadis mengungkapkan keinginannya bahwa ia ingin dapat melihat kembali, dan orang pertama yang ingin dilihatnya adalah pemuda yang selama ini setia menemaninya. Si gadis berkata kepada sang pacar: “Kau sangat setia menemaniku, jika aku dapat melihat lagi, aku ingin menikah denganmu…”

Suatu hari sang gadis mendengar berita yang sangat menyenangkan. Ada seseorang yang rela mendonorkan matanya untuk gadis tersebut. Akhirnya si gadis dapat melihat kembali. Ia sangat senang, dan ia ingin segera melihat wajah kekasih yang selama ini menemaninya.

Namun, betapa terkejutnya si gadis, setelah mengetahui bahwa ternyata kekasihnya juga buta!
Pemuda itu kemudian berkata: “Aku senang sekarang kau dapat melihat kembali…”, maukah kau menikah denganku…?”
Namun apa yang terjadi? Ternyata gadis itu menolak untuk menikahinya… “Aku tak mau! Bagaimana mungkin aku menikahi seorang yang buta? Apa jadinya nanti? Pergi kau! Aku tak sudi menikah denganmu!”
Sang pemuda terkejut mendengar perkataan kekasihnya. Ia tak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia berusaha untuk berbesar hati, dengan hati hancur dan senyum tersungging ia pergi sambil berkata: “Sayang, TOLONG JAGA MATAKU BAIK-BAIK YA…!”

Jumat, 13 Agustus 2010

Jika Allah “Cemburu”…



(Sebuah renungan untuk kita semua, terutama untuk penulis sendiri).

Pernahkah kamu cemburu? Bagaimana perasaan kamu kalau cemburu? Bayangkan saja misalnya teman kamu mendapatkan sesuatu yang spesial yang kamu juga sangat mengharapkannya, atau misalnya kamu sedang jalan-jalan di suatu tempat, kemudian kamu melihat pacarmu sedang jalan bergandengan tangan dengan orang lain!? (Oh No!)

Cemburukah kamu? Jika ya, sudah barang tentu akan timbul perasaan “Ngguuak Enak!”, marah, kesal, benci dan sebagainya yang bermula dari kecemburuan itu. Bahkan kamu dapat melakukan sesuatu yang diluar pemikiran kamu.

Kamu bisa saja merampas hak teman kamu, atau “Metidu” alias Adu Jotos dengan orang yang berani-beraninya jalan dengan pacar kamu, atau bahkan sampai mencelakakan orang lain karena cemburu (Naudzubillah min dzalik).

Itulah kira-kira yang tanpa kamu sadari dapat terjadi. Lalu… Pernahkah kamu bayangkan bagaimana jika Allah cemburu kepada kita? Kita, ummat manusia khususnya ummat muslim diperintahkan oleh Allah untuk menyembah HANYA KEPADA-NYA. Namun yang terjadi sekarang adalah kita lebih menuhankan dunia. Saya, Anda, dan kebanyakan ummat muslim di dunia ini tanpa disadari telah melupakan kodrat kita sebagai seorang hamba Allah. Kita sudah terlalu banyak berbuat dosa, salah dan khilaf. Kita terlalu asyik dengan urusan dunia kita, hingga kita melupakan kewajiban kita sebagai seorang hamba untuk beribadah dan menyembah kepadaNya. Sadarkah kita bahwa kita telah membuat Allah begitu cemburu? Sampai-sampai Allah menimpakan kemurkaannya kepada kita?

Tidaklah mengherankan mengapa seringkali kita ditimpa musibah dan bencana, serta masalah yang tak kunjung usai. Semua itu hanya merupakan “sentilan kecil” dari Yang Maha Kuasa agar kita sadar, agar kita tahu, agar kita mengerti, bahwa kita sudah terlalu jauh melupakan kodrat kita.

Oleh karena itu sobat, mari di momentum Bulan Ramadhan ini, kita tingkatkan ibadah kita kepada Allah, memohon ampun kepada Allah, menghambakan diri kepada Allah. Bukan hanya terbatas di bulan ramadhan ini saja, tapi tentunya diharapkan dapat berlanjut di sebelas bulan berikutnya. Agar Allah tak lagi cemburu, agar Allah mengganti kemurkaanNya dengan rahmatNya. Bukankah Allah itu Ar-Rahman dan Ar-Rahiim?

Senin, 09 Agustus 2010

Marhaban Yaa Ramadhan...


Ramadhan bulan mulia segera tiba

Persiapkan fisik, mental dan materi untuk menjalaninya
Bersihkan diri untuk menyambutnya
Perbanyak amalan di setiap harinya
Jaga diri dari segala hawa nafsu dan amarah
Jaga diri dari segala yang membatalkannya
Tegakkan shalat wajib dan sunnah
Perbanyak membaca Al-Qur'an
Introspeksi diri dengan ber-Itikaf di mesjid

Dan siap-siap gak makan siang selama 30 hari, ha ha ha... ^_^

Alhak Kece'Byurr mengucapkan:
Marhaban yaa Ramadhan, selamat datang bulan ramadhan
Bulan penuh berkah dan ampunan.