Jumat, 25 Juni 2010

Kuatnya Sebongkah Harapan!

Dahulu, ada sepasang pengusaha yang cukup berhasil di kotanya. Ketika Sang Suami jatuh sakit, satu-persatu pabrik mereka dijual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil di sebelah pasar. Setelah lama tak terdengar kabarnya, kini setiap malam tampak Sang Istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli. Wahai Ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?

“Harapan Nak! Jangan kehilangan harapan! Bukankah seorang Guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang Ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meskipun kita tahu kita tak akan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian, harapanlah yang membuat kita tetap bertahan dimasa sulit, harapanlah yang memberi kita kekuatan untuk bertahan. Jagalah harapan itu. Sekali kau kehilangan harapan, kau akan kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia”.

Tidak ada komentar: